Grosir adalah jual beli dengan skala yang besar. Ini disebut juga dengan wholesale dan pelakunya disebut dengan wholesaler. Apakah berjualan dengan sistem ini lebih menguntungkan dari sistem ritel? Simak penjelasan lengkapnya mulai dari arti grosir, jenis, perbedaan dengan ritel, dan keuntungannya.
Apa Itu Grosir?
Wholesaler atau pedagang grosir adalah penjual yang menjual barang pada pedagang lain, pengguna industri, lembaga, maupun pengguna komersial dengan jumlah barang lebih banyak daripada yang dibeli konsumen tingkat akhir.
Mereka bisa dikatakan juga sebagai perantara antara pedagang ritel dan konsumen, apabila produknya dibeli untuk dijual kembali.
Terdapat wholesaler yang juga merangkap sebagai penjual ritel, tapi ada juga yang hanya menjual produk dalam jumlah banyak saja. Produk yang dijual dalam jumlah banyak ini dijual dengan harga lebih murah daripada harga ritelnya.
Berbagai Macam Jenis Grosir
Terdapat beberapa jenis wholesaler dengan bidang kerja yang berbeda dan ada juga jenis yang dibagi berdasarkan luas cakupan kerjanya. Berikut adalah beberapa jenisnya:
1. Regional Wholesaler
Jenis yang pertama ini merupakan jenis bisnis grosir berdasarkan wilayah pemasarannya. Regional wholesaler memasarkan produknya pada suatu wilayah atau provinsi tertentu.
2. Local Wholesaler
Selanjutnya masih jenis berdasarkan wilayah, yaitu local wholesaler yang wilayah distribusinya biasanya mencakup satu kota atau kabupaten.
3. National Wholesaler
Masih berdasarkan wilayah distribusinya juga, national wholesaler memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu bisnis grosir yang distribusinya mencakup hingga satu negara.
4. Merchant Wholesaler
Berdasarkan bidang kerjanya, merchant wholesaler atau pedagang grosir adalah jenis yang paling umum digunakan dalam industri FMCG (fast-moving consumer goods), industri pertanian, dan industri private label.
Jenis pedagang ini membeli langsung kepada produsen, lalu menyimpan produk di gudangnya sendiri, kemudian baru menjualnya kepada penjual ritel maupun langsung pada konsumen.
Mereka tidak melakukan produksi sendiri dan keuntungan yang didapatkan adalah tergantung pada ketepatan waktu merchant wholesaler ini mulai menjual produknya. Apabila waktunya tidak tepat, mereka bisa mengalami kerugian.
5. Full-Service Wholesaler
Full-service wholesaler umumnya ditemukan di bisnis consumer durables (alat elektronik hingga kendaraan) dan mesin. Contohnya adalah sebuah counter HP yang ditunjuk sebagai distributor resmi dari sebuah merek HP.
Nantinya distributor yang bertanggung jawab untuk mengambil produk, mengirim produk, melatih sales, dan melakukan promosi atas nama brand tersebut.
Distributor ini disebut dengan full-service wholesaler. Mereka diperbolehkan untuk menjual produknya di berbagai channel yang mereka dapat tentukan sendiri.
Distributor tidak bertanggung jawab atas perawatan produk, tapi ada juga yang memilih sekaligus membuka jasa service untuk produk-produk yang mereka jual.
6. Limited Service Wholesaler
Limited service wholesaler adalah pedagang yang menjual produk dari produsen hanya pada channel tertentu saja. Contohnya ketika sebuah produsen ingin menjual produk secara online. Apabila produsen mengizinkan distributor lokal untuk menjual secara online, bisa terjadi perang harga.
Maka dari itu, produsen bisa menunjuk wholesaler khusus yang hanya akan menjual produk tersebut secara online. Jadi tugas grosir terbatas yang ditunjuk ini hanya membeli produk, menyimpannya, dan menjualnya secara online.
7. Broker dan Agen
Broker dan agen adalah perantara antara produsen dan pembeli. Contohnya seperti broker real estate atau agen asuransi. Perbedaan dari keduanya adalah agen melayani transaksi berulang dan broker melayani transaksi tunggal.
Jadi broker bisa berganti-ganti perusahaan dan memilih produsen yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya, sedangkan agen bekerja untuk perusahaan untuk jangka panjang. Keduanya tidak memiliki risiko dan mendapatkan keuntungan dari komisi dari setiap transaksi.
8. Dropshipper
Ternyata istilah dropshipper juga ada dalam jual beli jenis ini. Dropshipper grosir adalah wholesaler yang tidak mengurusi pengiriman barang. Pihak dropshipper bertanggung jawab untuk menerima pesanan dari pembeli kemudian memesankan produk pada pihak produsen.
Biasanya sistem ini digunakan untuk produk yang berukuran besar dan tentunya pembeliannya juga skala besar seperti kayu, batu bara, dan bahan-bahan kimia. Pihak dropshipper tidak bertanggung jawab dengan pengiriman karena pengiriman dilakukan langsung dari pihak produsen ke pembeli.
Perbedaan Grosir dan Eceran
Berikut adalah beberapa hal yang membedakan wholesaler dengan ritel:
- Kuantitas barang yang dibeli dan dijual banyak sehingga harganya lebih murah.
- Bisa menjual ke konsumen tidak akhir, bisa juga tidak, bergantung pada jenis bisnisnya.
- Memiliki hubungan dengan pihak produsen dan juga penjual ritel.
- Modal bisnis yang diperlukan lebih besar karena harus membeli produk dalam jumlah banyak.
- Lokasi berjualan bukan merupakan hal yang sangat krusial karena target pasarnya bukan merupakan konsumen tingkat akhir.
- Tidak terlalu membutuhkan tempat untuk display produk seperti di toko ritel.
- Mendapatkan keuntungan yang langsung besar dalam satu transaksi meskipun harga jualnya lebih murah dari harga eceran.
Keuntungan Grosir
Keuntungan bisnis wholesaler didapatkan dari selisih harga dari produsen dengan harga produk yang dijual ke pihak ritel. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penjual grosir membeli produk dalam jumlah yang jauh lebih banyak dengan harga yang lebih murah daripada harga eceran.
Pihak wholesaler akan melakukan mark up harga saat menawarkan pada penjual ritel. Ini lah yang akan menjadi keuntungan dari wholesaler.
Contoh penerapan sederhananya adalah pada sistem reseller pada jual beli online yang belakangan ramai. Biasanya supplier juga menjual langsung untuk pada konsumen tingkat akhir, tapi menawarkan harga yang berbeda untuk reseller.
Misalnya seorang produsen menjual piyama dengan harga Rp50 ribu per produk dengan minimal pembelian adalah 1.000 produk. Setiap transaksi berarti wholesaler harus mengeluarkan paling tidak Rp50 juta.
Harga pasaran eceran dari produk tersebut adalah Rp80 ribu. Setelahnya penjual grosir ini akan menjual ke reseller-nya dengan minimal pembelian 1 lusin dengan harga Rp70 ribu per produk. Setiap transaksi sudah didapatkan keuntungan Rp240 ribu (berasal dari Rp20 ribu dikalikan dengan 12 produk). Penjual bisa menurunkan harga menjadi Rp65 ribu dengan minimal pembelian 50 produk. Meskipun harganya lebih murah, tapi keuntungan per transaksi tetap bertambah, yaitu menjadi Rp750 ribu untuk satu transaksi (berasal dari Rp15 ribu dikalikan dengan 50 produk).
Tentunya menjual dalam jumlah banyak ke reseller lebih menguntungkan dibandingkan dengan menjual langsung dengan sistem ritel. Pasalnya meskipun harga lebih murah, perputaran uang untuk penjualan grosir juga lebih cepat. Meskipun memang modal yang dibutuhkan juga menjadi lebih besar.
Cara Mendapatkan Barang Grosir dengan Mudah
Banyak orang yang semakin tertarik dengan model bisnis ini dibandingkan dengan bisnis ritel. Cara dagang grosir pada umumnya tidak jauh berbeda dengan cara dagang lainnya.
Hal yang pertama harus dilakukan adalah dengan menentukan lebih dulu produk apa yang ingin dijual.
Meskipun disebutkan sebelumnya bahwa modal yang dibutuhkan untuk jenis bisnis ini, tapi belum tentu kamu tidak bisa mewujudkan bisnis ini dengan modal yang minim.
Semuanya bergantung pada jenis barang dan model bisnis yang akan dijalankan. Prinsipnya adalah dengan menjual lebih banyak produk dengan harga lebih murah dari harga satuan juga sudah disebut dengan grosir.
Ada banyak cara mendapatkan barang grosir yang bisa dilakukan, mulai dari mendatangi pasar distributor, menghadiri pameran, hingga pergi ke pabrik atau produsennya langsung.
Tips Berjualan Grosir
Berikut adalah beberapa tips untuk menjadi wholesaler:
1. Tentukan Produk yang Ingin Dijual
Seperti yang disebutkan sebelumnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan produk yang mau dijual. Setelah tahu apa produk yang akan dijual, lakukan riset pasar dan juga riset kompetitor.
Selanjutnya kamu bisa menyusun perencanaan bisnis lebih lengkap berdasarkan riset pasar dan riset kompetitor.
Perhitungkan juga perkiraan modal yang akan dikeluarkan, platform yang ingin digunakan untuk berjualan, target pasar, hingga strategi marketing yang akan diterapkan.
Sebagai wholesaler, tentunya target pasar utamanya adalah penjual ritel. Jadi kamu harus tahu ke mana biasanya para penjual ritel ini akan mencari barang.
2. Cari Supplier
Ingat tujuan utamanya adalah mendapatkan harga yang murah dengan pembelian produk dalam jumlah banyak. Bila perlu carilah langsung produsennya dari produk tersebut.
Jika tidak memungkinkan untuk langsung berbelanja ke produsen, carilah distributor utamanya yang memiliki jarak terjangkau dari tempatmu.
Pilihlah supplier yang tidak melayani pembelian eceran karena biasanya yang seperti ini akan memberikan harga yang lebih murah daripada yang juga melayani pembelian eceran.
3. Pikirkan tentang Distribusi
Sebagai wholesaler, kamu akan menjual produk dalam jumlah banyak, tentu sistem distribusinya berbeda dengan barang yang dijual secara eceran.
Perlu dipikirkan bagaimana cara produk itu bisa sampai ke penjual ritel, apakah mereka harus mengambil sendiri atau kamu menyediakan layanan kirim. Apabila harus mengirim produk dalam jumlah banyak, kendaraan mungkin dibutuhkan agar bisnis ini dapat berjalan lancar.
Apabila berjualan secara online, sangat penting untuk mengetahui berbagai layanan jasa kirim yang bisa menangani pengiriman barang dalam jumlah besar. Layanannya tentu berbeda dengan layanan yang digunakan untuk mengirim produk yang dijual eceran.
4. Atur Strategi Marketing yang Tepat
Memasarkan produk langsung ke konsumen tentu berbeda dengan memasarkan ke penjual ritel. Selain menjelaskan fitur dan manfaat dari produk tersebut, wholesaler juga harus bisa menjelaskan keuntungan apa yang bisa didapatkan oleh penjual ritel ketika berbelanja produk mereka.
Tidak jarang juga pihak penjual grosir yang memberikan berbagai tips untuk para penjual ritel bagaimana cara untuk memasarkan produk tersebut pada konsumen agar produk tersebut bisa cepat laku.
Itu dia berbagai hal tentang wholesaler yang perlu diketahui apabila kamu tertarik dengan jenis bisnis yang satu ini. Intinya grosir adalah perantara antara penjual ritel dan produsen.
Tidak ada salahnya mencoba bisnis ini apabila kamu lebih suka berurusan dengan penjual lagi dan bukan konsumen langsung. Apalagi jika memang modal yang dimiliki mecukupi, tidak ada salahnya mencoba bisnis ini. Tidak harus juga menjadi produsen dalam bisnis ini, bahkan kamu juga bisa menjalaninya sebagai seorang dropshipper.
Mau mengembangkan bisnis grosir? Jangan cuma buka toko offline, tapi pastikan juga punya website khusus jualan!
Kamu bisa buat website gratis di TokoTalk. Tanpa syarat apapun, cukup klik daftar TokoTalk, langsung upload 3 produk, kamu sudah siap jualan!